MERENCANAKAN
PERKEMBANGAN DIRI
Manusia dikaruniai oleh Allah kemampuan bermimpi dan melupakan.
Manusia dikaruniai oleh Allah kemampuan bermimpi dan melupakan.
Suatu hal yang hampir setiap orang sulit membedakannya tentang dirinya
sendiri:
Diri yang ada dan Diri yang Diingikan |
·
Setiap orang memiliki fisik,
·
Setiap orang memiliki bentuk diri, karakter, dan jiwa
ideal yang diimpikan
·
Setiap orang memiliki potensi untuk berubah
Dari tiga kalimat di atas, kita
dapat menyimpulkan bahwa dengan memperluas wilayah obsesi dan impian ke depannya
akan memungkinkan kita mencapai mimpi-mimpi tersebut. Oleh karena itu, adalah
penting melakukan pelatihan bermimpi.
Boleh jadi, ketika mengenal diri
kita, kita kecewa dan tidak puas dengan diri kita. “kenapa ya, saya tidak
pintar? Kenapa ya, saya punya karakter seperti ini?” Bukan hal ini yang
diharapkan. Hal yang perlu kita miliki adalah dorongan ke depan yang selalu
ada, cita-cita yang selalu ada, dan perencanaan seimbang untuk menuju ke sana.
Pelajaran bermimpi..
Mimpi itu sangatlah penting. Mimpi itu
seperti sebuah saluran sungai. Kitalah yang membuat saluran sungai tersebut,
air yang mengalir di sungai itu adalah potensi kita. Dari analogi tersebut,
seperti apakah yang disebut dengan “sang pemimpi”, “harimau yang mager”, dan “harimau
yang terbangun dari mimpinya karena ia yakin ia bisa merealisasikan mimpinya”?
Tipe-tipe orang berbeda-beda, semoga Allah SWT selalu memberi kita jalan
pikiran yang terbaik.
Mengkhayal dapat membantu proses
berpikir secara rasional apabila dilakukan dengan menciptakan ruang yang belum
terlihat dalam kenyataan. Mengkhayal selalu melampauin batas waktu dan
mendahului waktu. Kita menciptakan ruang-ruang dari segala kemungkinan.
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperharikan apa yang akan dikerjakannya untuk hari esok dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya, Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr,
59:1)
Dari ayat di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa ekspresi paling kuat dari bertakwa adalah merencanakan
pengembangan diri ke arah hal-hal yang lebih baik. Merencanakan pengembangan
diri berarti merencanakan bangunan mewah akhirat yang akan kita tinggali nanti.
Oleh karena itu, pada akhir hayat, dikatakan bahwa Allah mengetahui apa yang
kita kerjakan. Kita semua berbuat dalam lingkar pengetahuan Allah SWT.
Manfaat melakukan perencanaan
pengembangan diri:
1.
Memiliki standar evaluasi perjalanan hidup
2.
Memiliki fokus dan keterarahan
3.
Dapat menerapkan prinsip-prinsip efisiensi,
efektivitas, dan optimalisasi
4.
Senantiasa mengantisipasi kematian
5.
Mendapat pahala niat
Contoh paling besar sepanjang
sejarah umat manusia adalah perencanaan hidup sang uswatun hasanah, Baginda
besar Muhammad SAW, yang sudah direncanakan matang-matang oleh Allah SWT
sebagai obyek untuk diteladani oleh umat manusia.
Sekadar flashback masa-masa hidup
Rasulullah itu memiliki makna yang sangat berarti di setiap jenjangnya:
1.
Usia 0-4 tahun: hidup di padang pasir, yang pertama
kali diperolehnya adalah ASI à
mempengaruhi pertumbuhan otak manusia. Dimana 32% otak manusia akan terbentuk
setelah 18 bulan kelahiran. Asam lemak yang terdapat di dalam ASI berperan
penting dalam hal ini. Serta ASI juga memberikan kekebalan tubuh kepada beliau.
2.
Secara psikologis, Rasulullah memiliki pikiran yang
lapang karena dekat dengan alam, yaitu dengan hidup di padang pasir.
3.
Bahasa Arab yang fasih terdapat di padang pasir, bukan
di kota. Kemampuan berbahasa juga akan menunjukkan identitas intelektualnya.
4.
Usia 4 tahun: dikeluarkan unsur syaitan dari dalam
dada beliau yang dibelah yang memperkuat pengalaman spiritualnya.
5.
Hidup 2 tahun bersama ibunya selama dua tahun yang
memberikan kesempatan lebih luas dalam hal kasih sayang.
6.
Rasulullah sejak kecil sudah mendapat pengalaman
berpolitisi karena sudah sering diajak ikut rapat politik bersama kakeknya,
Abdul Muthalib.
7.
Sudah belajar mencari nafkah bersama pamannya.
8.
Perjalanan panjang ke Syiria, membentuk pematangan
pengalaman psikologis beliau.
9.
Usia 15 tahun, ketika fisiknya sedang tumbuh kuat,
beliau terlibat peperangan selama 4 tahun.
10. 20 tahun,
pengalaman diplomatik dan manajer.
11. 25 tahun,
ketika menikah beliau sudah mendapatkan pengalaman sebagai suami.
12. 25-35 tahun,
pengalaman sebagai kepala keluarga, pemuka masyarakat, pedagang, orang kaya,
dan obyek sosial. Rasulullah juga pernah menjadi penengah hebat saat banyak
kabilah yang bertengkar dalam perebutan peletakan batu Hajar Aswad.
13. 37 tahun, memiliki
pandangan global tentang masyarakat, tapi belum memiliki solusi yang tepat,
sehingga beliau melakukan khalwat 3 tahun di Gua Hira. Dimana disanalah beliau
diturunkan wahyu oleh Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril AS.
Turunnya
wahyu Allah yang berbunyi iqra’ sungguh bertepatan dengan kondisi kejiwaan
beliau.
Di Makkah
beliau juga melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi terlebih dahulu, baru
setelah dirasa keadaannya sudah tepat, beliau melakukan dakwah terang-terangan,
dan melakukan persiapan hijrah selama 3 tahun, akhirnya beliau melakukan hijrah
bersama para pengikutnya.
Ketika di
Madinah, beliau melakukan tiga hal utama yaitu:
1.
Konsolidasi dan peneguhan eksistensi masyarakat Islam
yang baru berdiri selama satu tahun, seperti: membangun Madinah, membangun
central of community yaitu masjid, mempersaudarakan Anshar dan Muhajirin,
membuat perjanjian dengan Yahudi, membangun militer serta mulai merencanakan
pasar.
2.
Menciptakan dan mempertahankan stabilitas Negara dari
invasi militer selama 5 tahun tetap peduli terhadap keluarga, sahabat, dan
masyarakat.
3.
Melakukan jihad ekspansi dan perluasan wilayah Islam selama
4 tahun.
Rasulullah menyebutkan kata kuncinya, “Allah-lah yang
mendidikku, maka ia mendidikku sebaik-baiknya.”
Perencanaa perkembangan diri kita
tentunya akan kita ciptakan sendiri dan tentu Allah akan membantu kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar